Sistem perekonomian campuran merupakan perpaduan dari sistem ekonomi
sosialis dan sistem ekonomi kapitalis. Sistem ini mengambil jalan tengah antara
kebebasan dan pengendalian. Sistem ekonomi campuran mencoba mengkombinasikan
kebaikan dari antara kedua sistemekonomi tersebut. Diantaranya menyarankan
perlunya campur tangan pemerintah secara aktif dalam kebebasan pihak swasta
dalam melaksanakan kegiatan ekonominya. Dengan keinginan seperti ini, banyak
Negara yang memilih sistem ekonomi campuran ini.
Indonesia Lebih Tepat Anut Sistem Ekonomi Campuran
29 Mei 2009
Banda Aceh ( Berita ) : Pakar ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Ali Yamin menilai Indonesia lebih
tepat menganut sistem ekonomi campuran, yakni sosialis dan liberal yang selama
ini telah berjalan.
“Saya menilai Indonesia lebih tepat melaksanakan
ekonomi campuran atau yang dikenal pada era orde baru dengan sistem ekonomi
Pancasila,” katanya di Banda Aceh, Jumat [29/05] , menanggapi pro kontra
neoliberalisme dan ekonomi kerakyatan.
Indonesia tidak bisa lepas dari sistem ekonomi
liberal, karena perekonomian negara ini masih bergantung pada Amerika Serikat.
Sebagai contoh ketika krisis ekonomi global melanda dunia, khususnya Amerika
Serikat, ekspor tekstil Indonesia macet total. “Ini menandakan, kita masih
sangat tergantung dengan Amerika, sehingga mau tidak mau pelaku ekonomi kita
menganut liberal,” katanya.
Namun, sistem ekonomi liberal tidak bisa 100 persen
diterapkan, karena sebagai negara berkembang campur tangan pemerintah masih
diperlukan, katanya.
Ia menyatakan, ekonomi liberal atau yang sekarang
populer neoliberal tidak bisa diterapkan di Indonesia, karena sistem tersebut
hanya menguntungkan dua golongan, yakni pemilik modal dan perbankan, sementara
di negara ini penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan masih tinggi.
“Jadi, pertumbuhan ekonomi pada sistem liberal hanya
bisa dirasakan oleh dua kelompok tersebut, padahal perekonomian harus dirasakan
semua lapisan masyarakat,” katanya.
Oleh karenanya, siapapun yang akan menjadi presiden
mendatang, maka sistem ekonomi yang akan diterapkan di Indonesia adalah ekonomi
Pancasila atau campuran, dimana peran pemerintah masih sangat dibutuhkan untuk
mebangun ekonomi kerakyatan.
Menyinggung program ekonomi tiga pasangan calon presiden
dan wapres mendatang, Ali Yamin menyatakan, program ekonomi pasangan Jusuf
Kalla-Wiranto masih realistis dibandingkan dua pasangan lainnya.
Konsep ekonomi JK-Win lebih mengutamakan sektor riel,
sehingga perekonomian Indonesia akan lebih cepat berkembang.
“Jadi slogan pasangan JK-Win ‘lebih cepat lebih baik’
sangat tepat dengan konsep ekonominya yang mengutamakan sektor riel, sehingga
mereka mematokan pertumbuhan ekonomi mencapai 6-7 persen,” ujarnya.
Sementara, konsep ekonomi pasangan SBY-Boediono, menurut
Ali Yamin, akan tetap menerapkan sistem ekonomi sebelumnya atau yang sudah
berjalan selama ini.
Menanggapi konsep neoliberalisme yang disebut-sebut
dianut Boediono, ia menyatakan, sebagai negara berkembang sulit rasanya
menerapkan eknomi liberal, karena Indonesia masih memerlukan campur tangan
pemerintah untuk mensejahterakan rakyat (ant).
Sumber : beritasore.com
Menanggapi bacaan diatas masih menyinggung sistem
ekonomi liberal yang dikatakan hanya menguntungkan dua golongan yaitu pemilik
modal dan perbankan, sedangkan di negara ini penduduk yang berada dibawah garis
kemiskinan masih sangat tinggi. Pertumbuhan ekonomi secara liberal hanya bisa
dirasakan oleh dua kelompok tersebut, padahal perekonomian seharusnya bisa
dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Negara Indonesia dinilai kurang cocok
untuk menggunakan sistem perekonomian liberal. Oleh karena itu menggunakan
sistem perekonomian campuran menurut para ahli dinilai sangatlah tepat.
Dari bacaan diatas solusi yang dapat diberikan adalah sebaiknya
di negara ini menggunakan sistem perekonomian campuran, karena dinilai lebih
cocok untuk negara yang memiliki penduduk dibawah garis kemiskinan masih sangat
tinggi. Peran pemerintah dalam mengawasi perkembangan perekonomian yang
berjalan dinegara ini juga sangat diperlukan agar terciptanya kesejahteraan
didalam kehidupan masyarakat. Dan pemerintah harus bisa adil dan jeli dalam
menindak para pelaku kegiatan ekonomi yang berbuat curang serta kurang
bertanggung jawab, agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Daftar Pustaka :
Pasaribu Rowland Bismark
Fernando. 2012. Bahan Ajar Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi.
Universitas Gunadarma, Kenari.
http://www.beritasore.com/2009/05/29/indonesia-lebih-tepat-anut-sistem-ekonomi-campuran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar