Topik
: Investasi dan Penanaman Modal
Investasi
adalah mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan
uang pada sesuatu dengan harapan suatu saat mendapat keuntungan financial.
Contoh investasi adalah pembelian berupa asset financial seperti obligasi,
saham , asuransi. Dapat juga pembelian berupa barang seperti mobil atau
property seperti rumah atau tanah. Lebih luasnya investasi dapat berarti
pembelian barang modal untuk produksi dalam suatu usaha misalnya pembelian
mesin. Bahkan pemberian pendidikan dan pelatihan bagi karyawan yang membuat
lebih mahir dalam bekerja bisa dikatakan sebagai investasi.
Wapres Ajak Perusahaan Jepang Tingkatkan Investasi
[JAKARTA] Wakil
Presiden Jusuf Kalla, dalam rangkaian lawatannya ke Jepang, kembali mengajak
perusahaan negara tersebut meningkatkan investasinya di Indonesia.
"Kami membahas antara lain tentang meningkatkan investasi di Indonesia," kata Wapres menjelaskan pertemuan dengan sejumlah perusahaan Jepang di Tokyo, Jepang, Senin (16/3).
Perwakilan sejumlah perusahaan asal Matahari Terbit itu yang menemui Wapres antara lain Itochu, Marubeni, Mitsubishi, Nomura, dan Sumitomo. Terdapat pula perwakilan Keidanren (Federasi Bisnis Jepang).
Itochu pada tahun 2014 pernah diberitakan di sejumlah media global mengenai kerja samanya dengan perusahaan asal Thailand, Charoen Pokphand (CP) untuk berinvestasi lebih dari delapan miliar dolar AS di dalam perusahaan BUMN Tiongkok CITIC Group, selama tahun 2015.
Jumlah tersebut dinilai merupakan investasi terbesar yang pernah dibuat perusahaan dagang asal Jepang.
Transaksi itu juga merupakan langkah akuisisi terbesar di Tiongkok yang pernah dilakukan oleh perusahaan asal Negeri Sakura.
Sementara itu, Dubes RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra mengatakan, perusahaan Jepang juga membahas mengenai sejumlah persoalan seperti tanah dan izin kerja yang berpotensi menghambat kenyamanan dalam berinvestasi.
Sebelumnya, Jusuf Kalla juga telah menyatakan bahwa minat berbagai perusahaan besar dari negara Jepang sangat tinggi untuk berinvestasi di Republik Indonesia terutama dengan terjadinya pelemahan nilai mata uang rupiah.
Menurut Wapres, minat perusahaan-perusahaan besar Jepang untuk berinvestasi di Indonesia tinggi apalagi mengingat secara tradisional, Jepang merupakan investor besar di Tanah Air.
Selain itu, ujar dia, aktivitas perekonomian Jepang saat ini juga ingin berinvestasi lebih besar ke sejumlah kawasan utamanya ke Asia Tenggara seperti Indonesia.
"Mereka (perusahaan-perusahaan besar Jepang) sangat senang dan ingin birokrasi yang lebih lancar," katanya dan menambahkan, perusahaan Jepang umumnya berbicara antara lain soal persoalan listrik, gas, dan infrastruktur pelabuhan.
Sementara itu, Menperin Saleh Husin mengemukakan, investasi yang dilakukan berbagai perusahaan besar Jepang sangat serius dan di beragam sektor seperti otomotif, gas dan listrik.
Sedangkan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki mengatakan negaranya optimistis dapat menambah nilai investasi di Indonesia melalui sejumlah sektor pembangunan.
"Kami optimistis terkait investasi luar negeri langsung Jepang di Indonesia setelah kami lakukan survei pada 2014 tentang potensi daya tarik negara tujuan investasi," kata Tanizaki di kantor Wapres di Jakarta, Senin (9/3).
Menurut Dubes, hasil survei tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pasar paling yang paling menarik dalam pandangan sejumlah perusahaan Jepang. [Ant/L-8]
"Kami membahas antara lain tentang meningkatkan investasi di Indonesia," kata Wapres menjelaskan pertemuan dengan sejumlah perusahaan Jepang di Tokyo, Jepang, Senin (16/3).
Perwakilan sejumlah perusahaan asal Matahari Terbit itu yang menemui Wapres antara lain Itochu, Marubeni, Mitsubishi, Nomura, dan Sumitomo. Terdapat pula perwakilan Keidanren (Federasi Bisnis Jepang).
Itochu pada tahun 2014 pernah diberitakan di sejumlah media global mengenai kerja samanya dengan perusahaan asal Thailand, Charoen Pokphand (CP) untuk berinvestasi lebih dari delapan miliar dolar AS di dalam perusahaan BUMN Tiongkok CITIC Group, selama tahun 2015.
Jumlah tersebut dinilai merupakan investasi terbesar yang pernah dibuat perusahaan dagang asal Jepang.
Transaksi itu juga merupakan langkah akuisisi terbesar di Tiongkok yang pernah dilakukan oleh perusahaan asal Negeri Sakura.
Sementara itu, Dubes RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra mengatakan, perusahaan Jepang juga membahas mengenai sejumlah persoalan seperti tanah dan izin kerja yang berpotensi menghambat kenyamanan dalam berinvestasi.
Sebelumnya, Jusuf Kalla juga telah menyatakan bahwa minat berbagai perusahaan besar dari negara Jepang sangat tinggi untuk berinvestasi di Republik Indonesia terutama dengan terjadinya pelemahan nilai mata uang rupiah.
Menurut Wapres, minat perusahaan-perusahaan besar Jepang untuk berinvestasi di Indonesia tinggi apalagi mengingat secara tradisional, Jepang merupakan investor besar di Tanah Air.
Selain itu, ujar dia, aktivitas perekonomian Jepang saat ini juga ingin berinvestasi lebih besar ke sejumlah kawasan utamanya ke Asia Tenggara seperti Indonesia.
"Mereka (perusahaan-perusahaan besar Jepang) sangat senang dan ingin birokrasi yang lebih lancar," katanya dan menambahkan, perusahaan Jepang umumnya berbicara antara lain soal persoalan listrik, gas, dan infrastruktur pelabuhan.
Sementara itu, Menperin Saleh Husin mengemukakan, investasi yang dilakukan berbagai perusahaan besar Jepang sangat serius dan di beragam sektor seperti otomotif, gas dan listrik.
Sedangkan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki mengatakan negaranya optimistis dapat menambah nilai investasi di Indonesia melalui sejumlah sektor pembangunan.
"Kami optimistis terkait investasi luar negeri langsung Jepang di Indonesia setelah kami lakukan survei pada 2014 tentang potensi daya tarik negara tujuan investasi," kata Tanizaki di kantor Wapres di Jakarta, Senin (9/3).
Menurut Dubes, hasil survei tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pasar paling yang paling menarik dalam pandangan sejumlah perusahaan Jepang. [Ant/L-8]
Sumber : sp.beritasatu.com
Menanggapi bacaan diatas pemerintah
yang di wakili oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla melakukan
lawatan ke Jepang untuk membicarakan dan juga kembali meningkatkan investasinya
di Indonesia. Minat perusahaan-perusahaan Jepang untuk berinvestasi di Negara
ini juga cukup besar. Perusahaan Jepang pada umumnya berbicara antara lain
mengenai persoalan listrik, gas, manufaktur pelabuhan. Perusahaan Jepang juga
serius dan ingin berinvestasi di berbagai sektor seperti otomotif, gas,
listrik, dan juga dalam sektor pembangunan. Tetapi perlu kita tinjau dan
perhatikan kembali manfaat dan dampak buruk dari berinvestasi di era
globalisasi pada saat ini.
Dari
bacaan diatas solusi yang dapat diberikan adalah dengan meninjau dan
memperhatikan kembali manfaat dan dampak yang akan di dapatkan ketika melakukan
investasi tersebut. Manfaat yang bisa kita dapatkan dari kegiatan berinvestasi atau
penanam modal sebagai contoh menambah devisa Negara, berdirinya
perusahaan-perusahaan baru sehingga menambah pemasukan bagi Negara berupa pajak
penghasilan, menambah pengalaman dalam perdagangan internasional seperti impor
dan ekspor, dan masih banyak lagi. Tetapi dampak buruk dari melakukan kegiatan
Investasi juga tentunya pasti ada seperti : perusahaan asing yang dikelola oleh
pihak asing, maka kebijakan operasionalnya juga akan dikendalikan oleh pihak
asing, perusahaan asing akan mencari keuntungan sebesar-besarnya dan
keuntungannya akan dibawa ke Negara asalnya, perusahaan asing akan menguasai
pasar lokal sehingga dan produk lokal dapat dikhawatirkan tidak atau belum
mampu bersaing dengan perusahaan asing tersebut dan akan kehilangan pasar
lokal. Oleh karena itu, pemerintah sangat diharapkan untuk bisa dengan lebih
cermat dan bijak dalam menanggapi kegiatan investasi yang akan dilakukan.
Daftar Pustaka :
https://beritainvestasi.wordpress.com/arti-investasi/
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/07-investasi-dan-penanaman-modal.pdf
http://sp.beritasatu.com/home/wapres-ajak-perusahaan-jepang-tingkatkan-investasi/81306
Tidak ada komentar:
Posting Komentar