Topik : Kebijakan Pemerintah
Kebijakan
pemerintah adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah untuk memecahkan
permasalahan di negara. Baik politik, ekonomi, sosial, ataupun budaya.
kebijakan ini terkadang juga membuat sebagian pihak merasa dirugikan karena
menghambat jalan mereka. Tetapi meskipun suatu pihak yang merasa dirugikan atau tidak terima
dengan kebijakan tersebut harus tetap tunduk dan melaksakan kebijakan
pemerintah karena itu wajib untuk ditaati demi kebaikan bersama. Kebijakan
pemerintah yang paling sering mengalami kontroversi adalah mengenai kebijakan
ekonomi.
Pemerintah Selalu Direspons
Salah, Menkeu: Karakter RI
Kamis, 30 Januari 2014
Pemerintah
menyayangkan sejumlah pihak yang merespons negatif atas berbagai kebijakan
pemerintah termasuk paket kebijakan ekonomi yang pernah diluncurkan pada tahun
lalu.
Padahal upaya ini akan membuahkan hasil guna mempersempit defisit neraca transaksi berjalan dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengakui bahwa langkah pemerintah untuk menurunkan defisit neraca transaksi berjalan yang tercatat sudah mencapai 4,4% pada Agustus lalu tidak mendapat penilaian positif dari sejumlah kalangan. Salah satunya mengurangi permintaan akibat tingginya nilai impor ketimbang ekspor serta pengetatan moneter.
Upaya tersebut, dia bilang, juga dilakukan untuk mengerek kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mengalami tekanan depresiasi sejak pengumuman isu tapering off.
Pasalnya, cadangan devisa Indonesia terkuras hingga 30% sehingga Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (BI Rate).
"Kebijakan (policy) apapun yang dibuat pemerintah pasti salah karena memang sudah karakter negara ini. Kebijakan yang dikeluarkan seketika direspons salah," ujarnya memberi sambutan di acara Making 2014 The Year of Economic and Bussines Confimdence, Jakarta, Kamis (30/1/2014).
Jika melihat hasilnya, lebih jauh dia mengatakan, kebijakan tersebut sudah membawa kondisi ekonomi ke arah lebih baik.
Ini, tambahnya, dibuktikan dengan realisasi neraca perdagangan yang mulai surplus pada Oktober 2013 sebesar US$ 40 juta dan meningkat menjadi US$ 760 di November lalu.
"Saya perkirakan pada Desember 2013, surplus neraca perdagangan akan mendekati US$ 800 juta bahkan bisa melampaui angka itu. Artinya, dalam waktu tiga bulan, kebijakan ini sudah berhasil," tutur dia.
Dengan begitu, Chatib memprediksi surplus itu akan borkontribusi pada perbaikan defisit neraca transaksi berjalan sebesar di bawah 3% di akhir kuartal IV 2013 dan ditargetkan mencapai di bawah 2,5% pada 2014. (Fik/Nrm)
Padahal upaya ini akan membuahkan hasil guna mempersempit defisit neraca transaksi berjalan dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengakui bahwa langkah pemerintah untuk menurunkan defisit neraca transaksi berjalan yang tercatat sudah mencapai 4,4% pada Agustus lalu tidak mendapat penilaian positif dari sejumlah kalangan. Salah satunya mengurangi permintaan akibat tingginya nilai impor ketimbang ekspor serta pengetatan moneter.
Upaya tersebut, dia bilang, juga dilakukan untuk mengerek kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mengalami tekanan depresiasi sejak pengumuman isu tapering off.
Pasalnya, cadangan devisa Indonesia terkuras hingga 30% sehingga Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (BI Rate).
"Kebijakan (policy) apapun yang dibuat pemerintah pasti salah karena memang sudah karakter negara ini. Kebijakan yang dikeluarkan seketika direspons salah," ujarnya memberi sambutan di acara Making 2014 The Year of Economic and Bussines Confimdence, Jakarta, Kamis (30/1/2014).
Jika melihat hasilnya, lebih jauh dia mengatakan, kebijakan tersebut sudah membawa kondisi ekonomi ke arah lebih baik.
Ini, tambahnya, dibuktikan dengan realisasi neraca perdagangan yang mulai surplus pada Oktober 2013 sebesar US$ 40 juta dan meningkat menjadi US$ 760 di November lalu.
"Saya perkirakan pada Desember 2013, surplus neraca perdagangan akan mendekati US$ 800 juta bahkan bisa melampaui angka itu. Artinya, dalam waktu tiga bulan, kebijakan ini sudah berhasil," tutur dia.
Dengan begitu, Chatib memprediksi surplus itu akan borkontribusi pada perbaikan defisit neraca transaksi berjalan sebesar di bawah 3% di akhir kuartal IV 2013 dan ditargetkan mencapai di bawah 2,5% pada 2014. (Fik/Nrm)
Sumber : www.liputan6.com
Menanggapi bacaan diatas pemerintah berusaha untuk
menurunkan devisit neraca transaksi berjalan dalam kurun waktu beberapa bulan
ke depan. Tetapi hal ini kurang mendapat tanggapan positif dari beberapa kalangan.
Salah satunya
mengurangi permintaan akibat tingginya nilai impor ketimbang ekspor serta
terhadap perekonomian di Indonesia. Sudah menjadi kebiasaan bahwa apa yang ditetapkan
oleh pemerintah pasti sering mendapatkan respon negatif dari berbagai pihak
terutama itu masyarakat.
Dari bacaan diatas solusi yang diberikan adalah dengan
meninjau kembali kebijakan yang akan ditetapkan apakah kebijakan tersebut
memang perlu dan harus untuk dilakukan atau mungkin ada hal lain yang lebih
baik untuk dilakukan sebagai pengganti dari kebijakan tersebut. Tetapi masyarakat
terkadang masih belum paham dan menilai pemerintah kurang mengerti keadaan dan
kondisi masyarakat. Padahal pemerintah pasti sudah mempertimbangkan banyak hal
untuk menetapkan kebijakan tersebut. Oleh karena itu masyarakat harus bisa
berpikir dengan lebih luas dengan kebijakan yang telah ditetapkan tersebut.
Agar masyarakat bisa hidup lebih sejahtera dan dapat mengurangi angka
kemiskinan yang ada di negara ini.
Daftar Pustaka :
http://bisnis.liputan6.com/read/813739/kebijakan-pemerintah-selalu-direspons-salah-menkeu-karakter-ri
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/05-kebijaksanaan-pemerintah.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar