Senin, 01 Juni 2015

Perdagangan Bebas Harus Bisa Lebih Diawasi Agar Tidak Memberikan Kerugian Bagi Negara Ini


Topik : Peran Sektor Luar Negeri Pada Perekonomian Indonesia

            Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan antara negara yang satu dengan negara yang lain karena adanya kesepakatan bersama antara suatu pihak dengan pihak lainnya yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan dan keinginan bersama. Perdagangan internasional tentunya pasti memiliki tujuan diantaranya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara yang melakukan perdagangan tersebut, meningkatkan pendapatan negara, dapat memperoleh barang dan jasa yang tidak/ belum dihasilkan oleh perdagangan dalam negeri, dan memperluas pasar dari produk domestik itu sendiri, dan lain sebagainya. Selain itu, perdagangan internasional juga tentunya memiliki kerugian atau dampak negatif yang mungkin saja bisa didapatkan yaitu, jika suatu negera yang melakukan perdagangan luar negeri tidak mampu untuk beradaptasi di pasar global maka bisa menyebabkan perekonomian negera terpuruk, dan juga produksi dalam negeri yang tidak mampu untuk bersaing dengan barang impor dari negara lain dan produk dalam negeri mungkin saja bisa ditinggalkan oleh konsumen.

BI : Perjanjian Perdagangan Bebas Justru Rugikan RI
Kamis, 26 Maret 2015

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) antara Indonesia dengan negara ASEAN hanya memicu pelebaran defisit transaksi berjalan. Oleh karena itu, BI meminta kepada pemerintah untuk mengawasi pelaksanaan FTA agar tidak membawa kerugian tambahan bagi bangsa Indonesia.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengakui, sejak implementasi FTA berlaku efektif dua tahun lalu, defisit transaksi berjalan semakin meningkat. Sementara negara ASEAN lain justru mengalami surplus dari perdagangan antara Indonesia dan negara tersebut.

"Tantangan bagi kita adalah mengawasi Indonesia sebagai bagian dari ASEAN Community 2015 dan FTA. Sebab baru efektif dua tahun, selalu saja defisit, apalagi ekonomi China tumbuh melambat," terang dia di Jakarta, seperti ditulis Kamis (26/3/2015).

Seharusnya, dengan FTA, Indonesia bisa mengambil untung dengan meningkatkan penjualan produk-produk dalam negeri ke negara ASEAN lainnya. Dengan langkah tersebut perekonomian nasional bisa meningkat. Selain itu, dengan semakin tingginya ekspor produk-produk nasional, defisit transaksi berjalan bisa berkurang.

Namun sayangnya, kenyataan yang terjadi saat ini FTA justru membuat Indonesia sebagai pasar produk-produk dari negara ASEAN lainnya. Banyaknya produk impor tersebut justru menekan pertumbuhan industri dalam negeri. Selain itu, dengan semakin banyak impor maka defisit transaksi berjalan semakin tinggi.

Menanggapi pernyataan BI tersebut, Menkeu Bambang Brodjonegoro merasakan ada ketidaktegasan pemerintah saat melakukan perundingan atau kerja sama perdagangan dengan negara lain.

"Kuncinya memang negosiasi dari tim pemerintah dan negara lagi. Sayangnya kenapa kita dirugikan dari sejak lama, kalau untuk utamanya kurang keras dalam negosiasi, sehingga orang lain mengambil manfaat dari apa yang kita inginkan, paparnya.

Sementara Anggota DPR Komisi XI, M Mukhlisin dari Fraksi Partai Golkar ini, FTA hanya membuat rapor keuangan negara dari surplus menuju minus atau defisit. "Sejak dulu mengkritik dan menentang FTA jika national interest nggak terlindungi. Apa perlu meninjau kembali di FTA termasuk MEA walaupun realitasnya nggak boleh ditolak," pungkas dia. (Fik/Gdn).

Sumber : bisnis.liputan6.com

            Menanggapi bacaan diatas dikatakan bahwa Bank Indonesia menyatakan bahwasannya perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dengan negara-negara ASEAN hanya akan memicu pelebaran defisit transaksi. Oleh karena itu, BI meminta pemerintah untuk mengawasi jalannya FTA (Free Trade Agreement) agar tidak menambah kerugian tambahan bagi bangsa Indonesia. Sementara negara ASEAN lain justru mengalami surplus dari perdagangan antara Indonesia dengan negara tersebut. Seharusnya dengan adanya FTA, Indonesia bisa mengambil keuntungan dengan meningkatkan penjualan produk-produk dalam negeri ke negara ASEAN lainnya. Dengan berjalannya hal tersebut seharusnya perekonomian nasional bisa meningkat dan defisit transaksi berjalan bisa berkurang. Namun kenyataan yang terjadi FTA justru membuat Indonesia menjadi pasar produk-produk dari negara ASEAN lainnya. Produk import justru menekan pertumbuhan industri dalam negeri dan semakin menambah defisit transaksi.

            Dari bacaan diatas solusi yang dapat diberikan adalah pemerintah harus lebih memperhatikan dan mengawasi pelaksanaan FTA maupun segala macam transaksi dan perdagangan Internasional lainnya agar tidak menambah kerugian bagi negara ini. Perdagangan Internasional juga memberi dampak positif bagi kedua belah pihak yang melakukan kerja sama yaitu :
  • Dengan adanya perdagangan internasional terjalin persahabatan dan interaksi kedua negara dan memungkinkan suatu negara terlibat, bisa menghasilkan barang dan jasa melebihi kebutuhan di dalam negeri.
  • Dengan adanya perdagangan internasional memungkinkan negara tersebut melakukan suatu spesialisasi terhadap barang-barang  dihasilkan di negara tersebut dengan harga  dapat lebih murah dibandingkan dengan negara lain.
  • Perdagangan internasional juga dapat membukakan kesempatan kepada suatu negara buat mengimpor barang-barang dikonsumsi atau barang-barang kapital seperti: peralatan, bahan standar dan bahan lainnya yang kualitasnya juga dapat dipertanggungjawabkan.
  • Perdagangan internasional membuka peluang dan kesempatan kepada negara  sedang berkembang buat mendapatkan keahlian dan mengetahui tekhnologi lebih baik dengan cara (teknik atau manajemen) negara lainnya.
            Kesimpulan yang bisa diambil dari bacaan diatas adalah perdagangan Internasional tentu saja memiliki dampak positif juga dampak negatif bagi suatu negara yang menjalankan atau pun melakukannya. Tetapi hal atau dampak negatif tentu saja masih bisa dihindari dan dicegah jika dari pihak yang bersangkutan mau untuk mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin menghadapi perdagangan internasional tersebut. Agar tidak dapat dengan mudah kalah saing dengan negara lain yang juga turut serta. Peran pemerintah juga sangat dibutuhkan seperti dengan melakukan pengawasan agar dapat meminimalisir terjadinya kecurangan serta kerugian yang mungkin saja bisa diterima.

Daftar Pustaka:

https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/09-peran-sektor-luar-negeri-pada-perekonomian-indonesia.pdf

http://bisnis.liputan6.com/read/2197178/bi-perjanjian-perdagangan-bebas-justru-rugikan-ri

http://www.binasyifa.com/399/92/25/dampak-negatif-kerugian-dampak-perdagangan-internasional.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar