Topik : Peran Sektor Luar Negeri Pada
Perekonomian Indonesia
Perdagangan
internasional adalah perdagangan yang dilakukan antara negara yang satu dengan
negara yang lain karena adanya kesepakatan bersama antara suatu pihak dengan
pihak lainnya yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan dan keinginan
bersama. Perdagangan internasional tentunya pasti memiliki tujuan
diantaranya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara
yang melakukan perdagangan tersebut, meningkatkan pendapatan negara, dapat
memperoleh barang dan jasa yang tidak/ belum dihasilkan oleh perdagangan dalam
negeri, dan memperluas pasar dari produk domestik itu sendiri, dan lain
sebagainya. Selain itu, perdagangan internasional juga tentunya memiliki
kerugian atau dampak negatif yang mungkin saja bisa didapatkan yaitu, jika
suatu negera yang melakukan perdagangan luar negeri tidak mampu untuk
beradaptasi di pasar global maka bisa menyebabkan perekonomian negera terpuruk,
dan juga produksi dalam negeri yang tidak mampu untuk bersaing dengan barang
impor dari negara lain dan produk dalam negeri mungkin saja bisa ditinggalkan
oleh konsumen.
BI : Perjanjian Perdagangan Bebas Justru Rugikan
RI
Kamis, 26 Maret 2015
Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan perjanjian perdagangan bebas (Free
Trade Agreement/FTA) antara Indonesia
dengan negara ASEAN hanya memicu pelebaran defisit transaksi berjalan. Oleh
karena itu, BI meminta kepada pemerintah untuk mengawasi pelaksanaan FTA agar
tidak membawa kerugian tambahan bagi bangsa Indonesia.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengakui, sejak implementasi FTA berlaku efektif dua tahun lalu, defisit transaksi berjalan semakin meningkat. Sementara negara ASEAN lain justru mengalami surplus dari perdagangan antara Indonesia dan negara tersebut.
"Tantangan bagi kita adalah mengawasi Indonesia sebagai bagian dari ASEAN Community 2015 dan FTA. Sebab baru efektif dua tahun, selalu saja defisit, apalagi ekonomi China tumbuh melambat," terang dia di Jakarta, seperti ditulis Kamis (26/3/2015).
Seharusnya, dengan FTA, Indonesia bisa mengambil untung dengan meningkatkan penjualan produk-produk dalam negeri ke negara ASEAN lainnya. Dengan langkah tersebut perekonomian nasional bisa meningkat. Selain itu, dengan semakin tingginya ekspor produk-produk nasional, defisit transaksi berjalan bisa berkurang.
Namun sayangnya, kenyataan yang terjadi saat ini FTA justru membuat Indonesia sebagai pasar produk-produk dari negara ASEAN lainnya. Banyaknya produk impor tersebut justru menekan pertumbuhan industri dalam negeri. Selain itu, dengan semakin banyak impor maka defisit transaksi berjalan semakin tinggi.
Menanggapi pernyataan BI tersebut, Menkeu Bambang Brodjonegoro merasakan ada ketidaktegasan pemerintah saat melakukan perundingan atau kerja sama perdagangan dengan negara lain.
"Kuncinya memang negosiasi dari tim pemerintah dan negara lagi. Sayangnya kenapa kita dirugikan dari sejak lama, kalau untuk utamanya kurang keras dalam negosiasi, sehingga orang lain mengambil manfaat dari apa yang kita inginkan, paparnya.
Sementara Anggota DPR Komisi XI, M Mukhlisin dari Fraksi Partai Golkar ini, FTA hanya membuat rapor keuangan negara dari surplus menuju minus atau defisit. "Sejak dulu mengkritik dan menentang FTA jika national interest nggak terlindungi. Apa perlu meninjau kembali di FTA termasuk MEA walaupun realitasnya nggak boleh ditolak," pungkas dia. (Fik/Gdn).
Gubernur BI Agus Martowardojo mengakui, sejak implementasi FTA berlaku efektif dua tahun lalu, defisit transaksi berjalan semakin meningkat. Sementara negara ASEAN lain justru mengalami surplus dari perdagangan antara Indonesia dan negara tersebut.
"Tantangan bagi kita adalah mengawasi Indonesia sebagai bagian dari ASEAN Community 2015 dan FTA. Sebab baru efektif dua tahun, selalu saja defisit, apalagi ekonomi China tumbuh melambat," terang dia di Jakarta, seperti ditulis Kamis (26/3/2015).
Seharusnya, dengan FTA, Indonesia bisa mengambil untung dengan meningkatkan penjualan produk-produk dalam negeri ke negara ASEAN lainnya. Dengan langkah tersebut perekonomian nasional bisa meningkat. Selain itu, dengan semakin tingginya ekspor produk-produk nasional, defisit transaksi berjalan bisa berkurang.
Namun sayangnya, kenyataan yang terjadi saat ini FTA justru membuat Indonesia sebagai pasar produk-produk dari negara ASEAN lainnya. Banyaknya produk impor tersebut justru menekan pertumbuhan industri dalam negeri. Selain itu, dengan semakin banyak impor maka defisit transaksi berjalan semakin tinggi.
Menanggapi pernyataan BI tersebut, Menkeu Bambang Brodjonegoro merasakan ada ketidaktegasan pemerintah saat melakukan perundingan atau kerja sama perdagangan dengan negara lain.
"Kuncinya memang negosiasi dari tim pemerintah dan negara lagi. Sayangnya kenapa kita dirugikan dari sejak lama, kalau untuk utamanya kurang keras dalam negosiasi, sehingga orang lain mengambil manfaat dari apa yang kita inginkan, paparnya.
Sementara Anggota DPR Komisi XI, M Mukhlisin dari Fraksi Partai Golkar ini, FTA hanya membuat rapor keuangan negara dari surplus menuju minus atau defisit. "Sejak dulu mengkritik dan menentang FTA jika national interest nggak terlindungi. Apa perlu meninjau kembali di FTA termasuk MEA walaupun realitasnya nggak boleh ditolak," pungkas dia. (Fik/Gdn).
Sumber :
bisnis.liputan6.com
Menanggapi
bacaan diatas dikatakan bahwa Bank Indonesia menyatakan bahwasannya perjanjian
perdagangan bebas antara Indonesia dengan negara-negara ASEAN hanya akan memicu
pelebaran defisit transaksi. Oleh karena itu, BI meminta pemerintah untuk
mengawasi jalannya FTA (Free Trade Agreement) agar tidak menambah kerugian
tambahan bagi bangsa Indonesia. Sementara negara ASEAN lain justru mengalami
surplus dari perdagangan antara Indonesia dengan negara tersebut. Seharusnya
dengan adanya FTA, Indonesia bisa mengambil keuntungan dengan meningkatkan penjualan
produk-produk dalam negeri ke negara ASEAN lainnya. Dengan berjalannya hal
tersebut seharusnya perekonomian nasional bisa meningkat dan defisit transaksi
berjalan bisa berkurang. Namun kenyataan yang terjadi FTA justru membuat
Indonesia menjadi pasar produk-produk dari negara ASEAN lainnya. Produk import
justru menekan pertumbuhan industri dalam negeri dan semakin menambah defisit
transaksi.
Dari
bacaan diatas solusi yang dapat diberikan adalah pemerintah harus lebih
memperhatikan dan mengawasi pelaksanaan FTA maupun segala macam transaksi dan
perdagangan Internasional lainnya agar tidak menambah kerugian bagi negara ini.
Perdagangan Internasional juga memberi dampak positif bagi kedua belah pihak
yang melakukan kerja sama yaitu :
- Dengan
adanya perdagangan internasional terjalin persahabatan dan interaksi kedua
negara dan memungkinkan suatu negara terlibat, bisa menghasilkan barang
dan jasa melebihi kebutuhan di dalam negeri.
- Dengan
adanya perdagangan internasional memungkinkan negara tersebut melakukan
suatu spesialisasi terhadap barang-barang dihasilkan di negara
tersebut dengan harga dapat lebih murah dibandingkan dengan
negara lain.
- Perdagangan
internasional juga dapat membukakan kesempatan kepada suatu negara buat
mengimpor barang-barang dikonsumsi atau barang-barang kapital seperti:
peralatan, bahan standar dan bahan lainnya yang kualitasnya juga dapat
dipertanggungjawabkan.
- Perdagangan
internasional membuka peluang dan kesempatan kepada negara sedang
berkembang buat mendapatkan keahlian dan mengetahui tekhnologi lebih baik
dengan cara (teknik atau manajemen) negara lainnya.
Kesimpulan yang bisa diambil dari
bacaan diatas adalah perdagangan Internasional tentu saja memiliki dampak
positif juga dampak negatif bagi suatu negara yang menjalankan atau pun
melakukannya. Tetapi hal atau dampak negatif tentu saja masih bisa dihindari
dan dicegah jika dari pihak yang bersangkutan mau untuk mempersiapkan diri
dengan sebaik mungkin menghadapi perdagangan internasional tersebut. Agar tidak
dapat dengan mudah kalah saing dengan negara lain yang juga turut serta. Peran
pemerintah juga sangat dibutuhkan seperti dengan melakukan pengawasan agar
dapat meminimalisir terjadinya kecurangan serta kerugian yang mungkin saja bisa
diterima.
Daftar Pustaka:
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/09-peran-sektor-luar-negeri-pada-perekonomian-indonesia.pdf
http://bisnis.liputan6.com/read/2197178/bi-perjanjian-perdagangan-bebas-justru-rugikan-ri
http://www.binasyifa.com/399/92/25/dampak-negatif-kerugian-dampak-perdagangan-internasional.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar